1.File Management
1.1 Pengaturan file
AAktori tidak
mempunyai tipe, sedangkan berkas mempunyai banyak tipe.
Direktori pada
Unix
Struktur
direktori yang digunakan dalam Unix adalah struktur direktori
tradisional.
Seperti yang terdapat dalam gambar direktori entri dalam Unix,
setiap entri
berisi nama berkas dan nomor inode yang bersangkutan. Semua
informasi dari
jenis, kapasitas, waktu dan kepemilikan, serta block disk yang
berisi inode.
Sistem Unix terkadang mempunyai penampakan yang berbe-
da,tetapi pada
beberapa kasus, direktori entri biasanya hanya string ASCII
dan nomor inode.
_
Gambar 2.3:
Direktori Unix
Saat berkas
dibuka, sistem berkas harus mengambil nama berkas dan men-
galokasikan
block disk yang bersangkutan, sebagai contoh, nama path /usr/ast/
mbox dicari, dan
kita menggunakan Unix sebagai contoh, tetapi algoritma
yang digunakan
secara dasar sama dengan semua hirarki sistem direktori sis-
tem.
Pertama, sistem
berkas mengalokasikan direktori root. Dalam Unix inode
yang
bersangkutan ditempatkan dalam tempat yang sudah tertentu dalam
disk. Kemudian,
Unix melihat komponen pertama dari path, usr dalam direk-
tori root
menemukan nomor inode dari direktori /usr. Mengalokasikan sebuah
nomor inode
adalah secara straight-forward, sejak setiap inode mempunyai
lokasi yang
tetap dalam disk. Dari inode ini, sistem mengalokasikan direk-
tori untuk /usr
dan melihat komponen berikutnya, dst. Saat dia menemukan
entri untuk ast,
dia sudah mempunyai inode untuk direktori /ust/ast. Dari
inode ini, dia
dapat menemukan direktorinya dan melihat mbox. Inode un-
tuk berkas ini
kemudian dibaca ke dalam memori dan disimpan disana sampai
berkas tersebut
ditutup.
Nama path
dilihat dengan cara yang relatif sama dengan yang absolut.
Dimulai dari
direktori yang bekerja sebagai pengganti root directory. Seti-
ap direktori
mempunyai entri untuk. dan ”..” yang dimasukkan ke dalam
saat direktori
dibuat. Entri ”.” mempunyai nomor inode yang menunjuk ke
direktori di
atasnya/orangtua (parent), ”.” kemudian melihat ../dick/prog.c
hanya melihat
tanda ”..” dalam direktori yang bekerja, dengan menemukan
nomor inode
dalam direktori di atasnya/parent dan mencari direktori disk.
Tidak ada
mekanisme spesial yang dibutukan untuk mengatasi masalah nama
ini. Sejauh
masih di dalam sistem direktori, mereka hanya merupakan ASCII
string yang
biasa. Dari nomor inode ini kita memperoleh inode yang meru-
pakan suatu
struktur data yang menyimpan informasi berkas. Penghapusan
berkas dilakukan
dengan cara melepas inode. Inode ini berisi informasi tentang
:
• tipe
• ukuran
• waktu
• owner
• blok-blok disk
_
Gambar 2.4:
Bagaimana file di UNIX ditampilkan
2.Konsep Mounting
2.1 Mounting
Mounting adalah
proses mengkaitkan sebuah sistem berkas yang baru dite-
mukan pada
sebuah piranti ke struktur direktori utama yang sedang dipakai.
Piranti-piranti
yang akan di-mount dapat berupa cd-rom, disket atau sebuah
zip-drive.
Tiap-tiap sistem berkas yang akan di-mount akan diberikan sebuah
mount point,
atau sebuah direktori dalam pohon direktori sistem Anda, yang
sedang diakses.
Sistem berkas yang dideskripsikan di /etc/fstab(fstab adalah
singkatan dari
filesystem tables) biasanya akan di-mount saat komputer baru
dimulai
dinyalakan, tapi dapat juga me-mount sistem berkas tambahan dengan
menggunakan
perintah:
mount[nama_piranti]
Atau dapat juga
dengan menambahkan secara manual mount point ke
berkas
/etc/fstab. Daftar sistem berkas yang di-mount dapat dilihat kapan
saja dengan
menggunakan perintah mount. Karena izinnya hanya diatur read-
only di berkas
fstab, maka tidak perlu khwatir pengguna lain kana menco-
ba mengubah dan
menulis mount point yang baru. Seperti biasa saat ingin
mengutak-atik
berkas konfigurasi seperti mengubah isi berkas fstab, pastikan
untuk membuat
berkas cadangan untuk mencegah terjadinya kesalahan teknis
yang dapat
menyebabkan suatu kekacauan. Kita dapat melakukannya dengan
cara menyediakan
sebuah disket atau recovery-disk dan mem-back-up berkas
fstab tersebt
sebelum membukanya di editor teks untuk diutak-atik. Pada
linux, isi
sebuah berkas dibuat nyata tersedia dengan mengabungkan sistem
berkas ke dalam
sebuah sistem direktori melalui sebuah proses yang disebut
mounting.
2.2 Mounting Overview
Mounting membuat
sistem berkas, direktori, piranti dan berkas lainnya
menjadi dapat
digunakan digunakan di lokasi-lokasi tertentu, sehingga memu-
ngkinkan
direktori itu menjadi dapat diakses. Perintah mount mengintruk-
sikan sistem
operasi untuk mengkaitkan sebuah sistem berkas ke sebuah direk-
tori khusus.
2.3 Mounting point
Mount point
adalah sebuah direktori dimana berkas baru menjadi da-
pat diakses.
Untuk me-mount suatu berkas atau direktori, titik mountnya
harus berupa
direktori,dan untuk me-mount sebuah berkas,mount pointnya
juga harus
berupa berkas.
Ada dua jenis
mounting, yaitu remote mounting dan mounting lokal. Re-
mote mounting
dilakukan dengan sistem remote dimana data dikirimkan melalui
jalur
komunikasi. Network sistem berkas seperti Network File System (NFS),
menharuskan agar
file diekspor dulu sebelum dimount. Mounting lokal di-
lakukan di
sistem lokal.
Biasanya, sebuah
sistem berkas, direktori, atau sebuah berkas di-mount ke
sebuah mount
point yang kosong, tapi biasanya hal tersebut tidak diperlukan.
Jika sebuah
berkas atau direktori yang akan menjadi mount point berisi da-
ta, data
tersebut tidak akan dapat diakses selama direktori/berkas tersebut
sedang dijadikan
mount point oleh berkas atau direktori lain. Sebagai ak-
ibatnya, berkas
yang di-mount akan menimpa apa yang sebelumnya ada di
direktori/berkas
tersebut. Data asli dari direktori itu dapat diakses kembali
bila proses
mounting sudah selesai.
Saat sebuah
sistem berkas di-mount ke sebuah direktori, izin direktori root
dari berkas yang
di-mount akan mengambil alih izin dari mount point. Penge-
cualiannya
adalah pada direktori induk akan memiliki atribut .. (double dot).
Agar sistem
operasi dapat mengakses sistem berkas yang baru, direktori induk
dari mount point
harus tersedia.
2.4 Mounting Sistem Berkas, Direktori, dan Berkas
Ada dua jenis
mounting: remote mounting dan mounting lokal. Remote
mounting
dilakukan dengan sistem remote dimana data dikirimkan melalui
jalur
telekomunikasi. Remote sistem berkas seperti Network File Systems
(NFS),
mengharuskan agar file diekspor dulu sebelum di-mount. mounting
lokal dilakukan
di sistem lokal.
Tiap-tiap sistem
berkas berhubungan dengan piranti yang berbeda. Se-
belum kita
menggunakan sebuah sistem berkas, sistem berkas tersebut harus
dihubungkan
dengan struktur direktori yang ada (dapat root atau berkas yang
lain yang sudah
tersambung). Sebagai contoh, kita dapat me-mount dari
/home/server/database
ke mount point yang dispesifikasikan sebagai /home/user1,
/home/user2, and
/home/user3 :
•
/home/server/database /home/user1
•
/home/server/database /home/user2
•
/home/server/database /home/user3
3. Sistem File Linux
3.1 Sistem File EXT2
1. Keterangan
EXT2 adalah file sistem yang ampuh di
linux. EXT2 juga merupakan
salah satu file
sistem yang paling ampuh dan menjadi dasar dari segala
distribusi
linux. Pada EXT2 file sistem, file data disimpan sebagai da-
ta blok. Data
blok ini mempunyai panjang yang sama dan meski pun
panjangnya
bervariasi diantara EXT2 file sistem, besar blok tersebut di-
tentukan pada
saat file sistem dibuat dengan perintah mk2fs. Jika besar
blok adalah 1024
bytes, maka file dengan besar 1025 bytes akan memakai
2 blok. Ini
berarti kita membuang setengah blok per file.
EXT2
mendefinisikan topologi file sistem dengan memberikan arti bah-
wa setiap file
pada sistem diasosiasiakan dengan struktur data inode.
Sebuah inode
menunjukkan blok mana dalam suatu file tentang hak ak-
ses setiap file,
waktu modifikasi file, dan tipe file. Setiap file dalam
EXT2 file sistem
terdiri dari inode tunggal dan setiap inode mempunyai
nomor
identifikasi yang unik. Inode-inode file sistem disimpan dalam
tabel inode.
Direktori dalam EXT2 file sistem adalah file khusus yang
mengandung
pointer ke inode masing-masing isi direktori tersebut.
2. Inode dalam
EXT2
Inode adalah kerangka dasar yang
membangun EXT2. Inode dari
setiap kumpulan
blok disimpan dalam tabel inode bersama dengan peta
bit yang
menyebabkan sistem dapat mengetahui inode mana yang telah
teralokasi dana
inode mana yang belum. MODE: mengandung dia infor-
masi, inode apa
dan izin akses yang dimiliki user. OWNER INFO: user
atau grop yang
memiliki file atau direktori SIZE: besar file dalam bytes
TIMESTAMPS:
kapan waktu pembuatan inode dan waktu terakhir di-
modifikasi.
DATABLOKS: pointer ke blok yang mengandung data.
EXT2 inode juga
dapat menunjuk pada device khusus, yang mana device
khusus ini bukan
merupakan file, tatapi dapat menangani program se-
hingga program
dapat mengakses ke device. Semua file device di dalam
drektori /dev
dapat membantu program mengakses device.
3.2 Sistem File EXT3
EXT3 adalah
peningkatan dari EXT2 file sistem. Peningkatan ini memi-
liki beberapa
keuntungan, diantaranya:
• Setelah
kegagalan sumber daya, ”unclean shutdown”, atau kerusakan
sistem, EXT2
file sistem harus melalui proses pengecekan dengan
program e2fsck.
Proses ini dapat membuang waktu sehingga pros-
es booting
menjadi sangat lama, khususnya untuk disk besar yang
mengandung
banyak sekali data. Dalam proses ini, semua data
tidak dapat
diakses.
yang disediakan
oleh EXT3 menyebabkan tidak perlu lagi dilakukan
pengecekan data
setelah kegagalan sistem. EXT3 hanya dicek bila
ada kerusakan
hardware seperti kerusakan hard disk, tetapi keja-
dian ini sangat
jarang. Waktu yang diperlukan EXT3 file sistem
setelah terjadi
”unclean shutdown” tidak tergantung dari ukuran
file sistem atau
banyaknya file, tetapi tergantung dari besarnya ju-
rnal yang
digunakan untuk menjaga konsistensi. Besar jurnal de-
fault memerlukan
waktu kira-kira sedetik untuk pulih, tergantung
kecepatan
hardware.
• Integritas
data
EXT3 menjamin
adanya integritas data setelah terjadi kerusakan
atau ”unclean
shutdown”. EXT3 memungkinkan kita memilih jenis
dan tipe
proteksi dari data.
• Kecepatan
Daripada menulis
data lebih dari sekali, EXT3 mempunyai through-
put yang lebih
besar daripada EXT2 karena EXT3 memaksimalkan
pergerakan head
hard disk. Kita bisa memilih tiga jurnal mode
untuk
memaksimalkan kecepatan, tetapi integritas data tidak ter-
jamin.
• Mudah
dilakukan migrasi
Kita dapat
berpindah dari EXT2 ke sistem EXT3 tanpa melakukan
format ulang.
3.3 Perbandingan ext2 dengan ext3
• Secara umum
prinsip-prinsip dalam EXT2 sama dengan EXT3.
Metode
pengaksesan file, keamanan data, dan penggunaan disk
space antara
kedua file system ini hampir sama.
• Perbedaan
mendasar antara kedua file system ini adalah konsep
journaling file
system yang digunakan pada EXT3.
• Konsep
journaling ini menyebabkan ext2 dan ext3 memiliki Perbe-
daan perbedaan
dalam hal daya tahan dan pemulihan data dari
kerusakan.
• Konsep
journaling ini menyebabkan EXT3 jauh lebih cepat dari-
pada EXT2 dalam
melakukan pemulihan data akibat terjadinya
kerusakan.
3.4 Sistem File Reiser
Reiser file
sistem memiliki jurnal yang cepat. Ciri-cirinya mirip
EXT3 file
sistem. Reiser file sistem dibuat berdasarkan balance tree
yang cepat.
Balance tree unggul dalam hal kinerja, dengan algoritma
yang lebih rumit
tentunya.
Reiser file
sistem lebih efisien dalam pemenfaatan ruang disk. Jika
kita menulis
file 100 bytes, hanya ditempatkan dalam satu blok. File
sistem lain
menempatkannya dalam 100 blok. Reiser file sistem tidak
memiliki
pengalokasian yang tetap untuk inode. Resier file sistem dapat
menghemat disk
sampai dengan 6 persen.
3.5 NILFS
Linux dalam
perkembangannya untuk meningkatkan kemampuan-
nya dari
filesystem yang telah ada, diciptakan filesystem baru yang sta-
bil dan
menawarkan performa lebih baik dari filesystem UFS milik so-
laris.
Filesystem yang benama NILFS 1.0 (New Implementation Of a
Log-Structured
File system) ini sudah sediakan oleh NTT Labs (Nippon
Telegraph and
Telephone’s Cyber Space Laboratories).
Maksud dari
log-structured adalah menuliskan semua data dalam
format mirip log
yang ditulis berkelanjutan, dan dalam penulisannya
hanya
menambahkan baris-baris yang baru ditulis, bukan untuk ditulis
ulang dari awal
secara keseluruhan. Pendekatan ini dikatakan dapat
1Artikel
infolinux edisi November 2005
mengurangi waktu
pencarian data selain itu dapat pula meminimal-
isasi seperti
halnya kehilangan data yang sering terjadi pada filesytem-
filesytem yang
konvensional Selain itu NILFS dapat juga membuat dan
menyimpan file
yang berukuran raksasan.
4. File system Hierarchy Standard
4.1 Sistem File Root
Linux memetakan
file system dalam satu hierarki yang disebut root
( / ). Partisi
lainnya akan dipetakan (mount) sebagai directory di bawah
root. Hal ini menguntungkan
karena file system yang dapat dimount
menjadi tidak
terbatas. Windows melakukan pemetaan dalam drive yang
terbagi menjadi
A: dan B: untuk floppy drive, dan C: hingga Z: untuk
partisi disk
baik lokal maupun hasil mapping network.
Isi dari sistem
berkas root harus memadai untuk melakukan op-
erasi boot,
restore, recover, dan atau perbaikan pada sistem. Untuk
melakukan
operasi boot pada sistem, perlu dilakukan hal-hal untuk mount-
ing sistem
berkas lain. Hal ini meliputi konfigurasi data, informasi boot
loader dan
keperluan-keperluan lain yang mengatur start-up data. untuk
melakukan
recovery dan perbaikan dari sistem, hal-hal yang dibutuhkan
untuk
mendiagnosa dan memulihkan sistem yang rusak harus dilakukan
dalam sistem
berkas root.
Untuk restore suatu
sistem, hal-hal yang dibutuhkan untuk back-
up sistem,
seperti floopy disk, tape, dsb harus berada dalam sistem
berkas root.
Aplikasi pada komputer tidak diperbolehkan untuk mem-
buat berkas atau
subdirektori di dalam direktori root, karena untuk
meningkatkan
kemampuan dan keamanan, partisi root sebaiknya dibuat
seminimum
mungkin. Selain itu, lokasi-lokasi lain dalam FHS menyedi-
akan
fleksibelitas yang lebih dari cukup untuk package manapun.
Direktori root
Linux memiliki beberapa direktori yang merupakan
standar
direktori pada banyak distro Linux.
4.2 Hirarki /usr
”/usr” adalah
bagian utama yang kedua dari sistem berkas. ”/usr”
bersifat
shareable dan read-only. Hal ini berarti ”/usr” bersifat shareable
diantara
bermacam-macam host FHS-compliant, dan tidak boleh
di-write.
Package perangkat lunak yang besar tidak boleh membuat sub-
direktori
langsung di bawah hirarki ”/usr” ini.
4.2.1 Pilihan spesifik
Direktori
Keterangan
X11R6 Sistem X
Window, Versi 11 Release 6
games Games dan
educational biner
lib Pustaka
lib (qual)
Format pustaka alternatif
src Kode source
Tabel 4.3:
Direktori/link yang merupakan pilihan dalam ”/usr”
Penjelasan
• ”/usr/X11R6”:
Sistem X Window, Versi 11 Release 6
Hirarki ini
disediakan untuk Sistem X Window, Versi 11 Release
6 dan
berkas-berkas yang berhubungan. Untuk menyederhanakan
persoalan dan
membuat XFree86 lebih kompatibel dengan Sistem X
Window, link
simbolik di bawah ini harus ada jika terdapat direktori
”/usr/X11R6”:
– /usr/bin/X11 !
/usr/X11R6/bin
– usr/lib/X11 ! /usr/X11R6/lib/X11
–
usr/include/X11 ! /usr/X11R6/include/X11
Link-link di
atas dikhususkan untuk kebutuhan dari pengguna saja,
dan perangkat
lunak tidak boleh di-install atau diatur melalui link-
link tersebut.
• ”/usr/bin”:
Sebagian perintah pengguna
Direktori ini
adalah direktori primer untuk perintah- perintah exe-
cutable dalam
sistem.
•
”/usr/include”: Direktori untuk include-files standar
Direktori ini
berisi penggunaan umum berkas include oleh sistem,
yang digunakan
untuk bahasa pemrograman C.
• ”/usr/lib”:
Pustaka untuk pemrograman dan package
”/usr/lib”
meliputi berkas obyek, pustaka dan biner internal yang
tidak dibuat
untuk dieksekusi secara langsung melalui pengguna
atau shell
script. Aplikasi-aplikasi dapat menggunakan subdirek-
tori tunggal di
bawah ”/usr/lib”. Jika aplikasi tersebut menggu-
nakan
subdirektori, semua data yang arsitektur-dependent yang di-
gunakan oleh
aplikasi tersebut, harus diletakkan dalam subdirektori
tersebut juga.
Untuk alasan
historis, ”/usr/lib/sendmail” harus merupakan link
simbolik ke
”/usr/sbin/sendmail”. Demikian juga, jika ”/lib/X11”
ada, maka
”/usr/lib/X11” harus merupakan link simbolik ke ”/lib/X11”,
atau ke mana pun
yang dituju oleh link simbolik ”/lib/X11”.
• ”/usr/lib
(qual)”: Format pustaka alternatif
”/usr/lib(qual)”
melakukan peranan yang sama seperti ”/usr/lib”
untuk format
biner alternatif, namun tidak lagi membutuhkan link
simbolik seperti
”/usr/lib(qual)/sendmail” dan ”/usr/lib(qual)/X11”.
•
”/usr/local/share”
Direktori ini
sama dengan ”/usr/share”. Satu-satunya pembat-
as tambahan
adalah bahwa direktori ’/usr/local/share/man’ dan
’/usr/local/man’
harus synonomous (biasanya ini berarti salah sat-
unya harus
merupakan link simbolik).
• ”/usr/sbin”:
Sistem biner standar yang non-vital
Direktori ini
berisi biner non-vital mana pun yang digunakan se-
cara eksklusif
oleh administrator sistem. Program administrator
sistem yang
diperlukan untuk perbaikan sistem, mounting ”/usr”
atau kegunaan
penting lainnya harus diletakkan di ”/sbin”.
• ”/usr/share”:
Data arsitektur independen
Hirarki
”/usr/share” hanya untuk data-data arsitektur independen
yang read-only.
Hirarki ini ditujukan untuk dapat di-share diantara
semua arsitektur
platform dari sistem operasi; sebagai contoh: se-
buah site dengan
platform i386, Alpha dan PPC dapat me-maintain
sebuah direktori
/usr/share yang di-mount secara sentral.
Program atau
paket mana pun yang berisi dan memerlukan da-
ta yang tidak
perlu dimodifikasi harus menyimpan data tersebut
di ”/usr/share”
(atau ”/usr/local/share”, apabila di- install secara
lokal). Sangat
direkomendasikan bahwa sebuah subdirektori digu-
nakan dalam
/usr/share untuk tujuan ini.
• ”/usr/src”:
Kode source
Dalam direktori
ini, dapat diletakkan kode-kode source, yang digu-
nakan untuk
tujuan referensi.
4.3 Hirarki ”/var”
”/var” berisi
berkas data variabel, meliputi berkas dan direktori
spool, data
administratif dan logging, serta berkas transient dan tempor-
er. Beberapa
bagian dari ”/var” tidak shareable diantara sistem yang
berbeda, antara
lain: ”/var/log”, ”/var/lock” dan ”/var/run”. Sedan-
gkan,
”/var/mail”, ”/var/cache/man”, ”/var/cache/fonts” dan ”/var/
spool/news”
dapat di-share antar sistem yang berbeda.
”/var”
ditetapkan di ini untuk memungkinkan operasi mount ”/usr”
read-only.
Segala sesuatu yang melewati ”/usr”, yang telah ditulis se-
lama operasi
sistem, harus berada di ”/var”. Jika ”/var” tidak dapat
dibuatkan
partisi yang terpisah, biasanya ”/var” dipindahkan ke luar
dari partisi
root dan dimasukkan ke dalam partisi ”/usr”.
Bagaimana pun,
”/var” tidak boleh di-link ke ”/usr”, karena hal ini
membuat
pemisahan antara ”/usr” dan ”/var” semakin sulit dan biasa
menciptakan
konflik dalam penamaan. Sebaliknya, buat link ”/var” ke
”/usr/var”.
_
Penjelasan
• ”/var/cache”:
Aplikasi data cache
”/var/cache”
ditujukan untuk data cache dari aplikasi. Data terse-
but diciptakan
secara lokal sebagai time-consumingM/K atau kalku-
lasi. Aplikasi
ini harus dapat menciptakan atau mengembalikan da-
ta. Tidak
seperti ”/var/spool”, berkas cache dapat dihapus tanpa
kehilangan data.
Berkas yang ditempatkan di bawah ”/var/cache”
dapat expired
oleh karena suatu sifat spesifik dalam aplikasi, oleh
administrator
sistem, atau keduanya, maka aplikasi ini harus dapat
recover dari
penghapusan berkas secara manual.
• ”/var/lib”:
Informasi status variabel
Hirarki ini
berisi informasi status suatu aplikasi dari sistem. Yang
dimaksud dengan
informasi status adalah data yang dimodifikasi
program saat
program sedang berjalan. Pengguna tidak diper-
bolehkan untuk
memodifikasi berkas di ”/var/lib” untuk mengkon-
figurasi operasi
package. Informasi status ini digunakan untuk me-
mantau kondisi
dari aplikasi, dan harus tetap valid setelah reboot,
tidak berupa
output logging atau pun data spool. Sebuah aplikasi
harus
menggunakan subdirektory ”/var/lib” untuk data-datanya.
Terdapat satu
subdirektori yang dibutuhkan lagi, yaitu ”/var/lib/
misc”, yang
digunakan untuk berkas-berkas status yang tidak mem-
butuhkan
subdirektori.
• ”/var/lock”:
Lock berkas
Lock berkas
harus disimpan dalam struktur direktori /var/lock.
Lock berkas
untuk peranti dan sumber lain yang di-share oleh banyak
aplikasi,
seperti lock berkas pada serial peranti yang ditemukan
dalam
”/usr/spool/locks” atau ”/usr/spool/uucp”, sekarang dis-
impan di dalam
”/var/lock”. Format yang digunakan untuk isi
dari lock berkas
ini harus berupa format lock berkas HDB UUCP.
Format HDB ini
adalah untuk menyimpan pengidentifikasi proses
(Process
Identifier - PID) sebagai 10 byte angka desimal ASCII,
ditutup dengan
baris baru. Sebagai contoh, apabila proses 1230
memegang lock
berkas, maka HDO formatnya akan berisi 11 karak-
ter: spasi,
spasi, spasi, spasi, spasi, spasi, satu, dua, tiga, nol dan
baris baru.
• ”/var/log”:
Berkas dan direktori log
Direktori ini
berisi bermacam-macam berkas log. Sebagian besar log
harus ditulis ke
dalam direktori ini atau subdirektori yang tepat.
• ”/var/opt”:
Data variabel untuk ”/opt”
Data variabel
untuk paket di dalam ”/opt” harus di-install dalam
”/var/opt/¡subdir¿”,
di mana ¡subdir¿ adalah nama dari subtree
dalam ”/opt”
tempat penyimpanan data statik dari package tam-
bahan perangkat
lunak.
• ”/var/run”:
Data variabel run-time
Direktori ini
berisi data informasi sistem yang mendeskripsikan sis-
tem sejak di
boot. Berkas di dalam direktori ini harus dihapus dulu
saat pertama
memulai proses boot. Berkas pengidentifikasi proses
(PID), yang
sebelumnya diletakkan di ”/etc”, sekarang diletakkan
di ”/var/run”.
Program yang membaca berkas-berkas PID harus
fleksibel
terhadap berkas yang diterima, sebagai contoh: program
tersebut harus
dapat mengabaikan ekstra spasi, baris-baris tamba-
han, angka nol
yang diletakkan di depan, dll.
• ”/var/spool”:
Aplikasi data spool
”/var/spool”
berisi data yang sedang menunggu suatu proses. Da-
ta di dalam
”/var/spool” merepresentasikan pekerjaan yang harus
diselesaikan
dalam waktu depan (oleh program, pengguna atau ad-
ministrator);
biasanya data dihapus sesudah selesai diproses.
• ”/var/tmp”:
Berkas temporer ang diletakkan di dalam reboot sis-
tem
Direktori
”/var/tmp” tersedia untuk program yang membutuhkan
berkas temporer
atau direktori yang diletakkan dalam reboot sis-
tem. Karena itu,
data yang disimpan di ”/var/tmp” lebih berta-
han daripada
data di dalam ”/tmp”. Berkas dan direktori yang
berada dalam
”/var/tmp” tidak boleh dihapus saat sistem di-boot.
Walaupun
data-data ini secara khusus dihapus dalam site-specific
manner, tetap
direkomendasikan bahwa penghapusan dilakukan tidak
sesering
penghapusan di ”/tmp”.
5. Implementasi Sistem Berkas
Untuk
mengimplementasikan suatu sistem berkas biasanya digu-
nakan beberapa
struktur on-disk dan in-memory. Struktur ini bervari-
asi tergantung
pada sistem operasi dan sistem berkas, tetapi bebera-
pa prinsip dasar
harus tetap diterapkan. Pada struktur on-disk, sistem
berkas
mengandung informasi tentang bagaimana mem-boot sistem op-
erasi yang
disimpan, jumlah blok, jumlah dan lokasi blok yang masih
kosong, struktur
direktori, dan berkas individu.
Setelah berkas
selesai dibuat, mula-mula harus dibuka terlebih dahu-
lu. Perintah
open mengirim nama berkas ke sistem berkas. Ketika se-
buah berkas
dibuka, struktur direktori mencari nama berkas yang di-
inginkan. Ketika
berkas ditemukan, FCB (File Control Block) disalin ke
ke tabel
system-wide open-file pada memori. Tabel ini juga mempunyai
entri untuk
jumlah proses yang membuka berkas tersebut.
5.1 Partisi dan mounting
Informasi boot
dapat disimpan di partisi yang berbeda. Semuanya
mempunyai
formatnya masing-masing karena pada saat boot, sistem
tidak punya
sistem berkas dari perangkat keras dan tidak dapat mema-
hami sistem
berkas.
Root partition
yang mengandung kernel sistem operasi dan sistem
berkas yang
lain, di-mount saat boot. Partisi yang lain di-mount secara
otomatis atau
manual (tergantung sistem operasi). Sistem operasi meny-
impan dalam
struktur tabel mount dimana sistem berkas di-mount dan
jenis dari
sistem berkas.
Pada Unix,
sistem berkas dapat di-mount di direktori mana pun.
Ini
diimplementasikan dengan mengatur flag di salinan in-memory dari
jenis direktori
itu. Flag itu mengindikasikan bahwa direktori adalah
lokasi mount.
5.2 Sistem file virtual
Sistem operasi
Unix menggunakan teknik berorientasi obyek untuk
menyederhakan,
mengorganisir dan mengelompokkannya sesuai dengan
implementasinya.
Penggunaan metode ini memungkinkan berkas-berkas
yang berbeda
jenisnya diimplementasikan dalam struktur yang sama.
Implementasi
spesifiknya menggunakan struktur data dan prosedur un-
tuk mengisolasi
fungsi dasar dari system call.
Virtual File
System (VFS) memiliki fungsi yang penting yaitu :
• Memisahkan
operasi berkas generic dari implementasinya dengan
mendefinisikan
VFS antar muka yang masih baru.
• VFS didasarkan
pada struktur file-representation yang dinamakan
vnode, yang
terdiri dari designator numerik untuk berkas unik network-
wide.
• Sistem berkas
lokal dan sistem berkas remote untuk jaringan.
Kesimpulan
Di dalam sebuah
sistem operasi, salah satu hal yang paling pent-
ing adalah
sistem berkas. Sistem berkas ini muncul karena ada tiga
masalah utama
yang cukup signifikan: kebutuhan untuk menyimpan da-
ta dalam jumlah
yang besar, kebutuhan agar data tidak mudah hilang
(non-volatile),
dan informasi harus berdiri sendiri tidak bergantung pada
proses. Pada
sistem berkas ini, diatur segala rupa macam yang berkaitan
dengan sebuah
berkas mulai dari atribut, tipe, operasi, sampai metoda
akses berkas.
Banyak sekali berkas-berkas yang disimpan dalam suatu
disk, karena itu
diperlukan suatu struktur untuk pengorganisasian berkas
tersebut.
Setiap sistem
file di Linux mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Pada penjelasan
bab tentang sistem file mengindikasikan makin berkem-
bangkannya
sistem file maka ada suatu perbaikan seperti sistem file se-
belumnya seperti
sistem file EXT3 lebih berkembang dibandingkan sis-
tem file EXT2.
Reiser lebih unggul dari EXT3. Itu semua dilihat dari
perkembangna
zaman teknologi waktu itu
Standar Hirarki
Sistem Berkas (File Hierarchy Standard) adalah
rekomendasi
penulisan direktori dan berkas-berkas yang diletakkan di
dalamnya. FHS
ini digunakan oleh perangkat lunak dan user untuk
menentukan
lokasi dari berkas dan direktori.
Daftar pustaka
http://www.linuxlinks.com/article/2008/FileManagers.html
http://syntaxerror.web.id/komputer/perintah-dasar-linux.htm
http://alvinjunizar.blogspot.com/2011/01/konsep-mounting.html
0 Comment to "file manager"
Posting Komentar